Membeli Waktu
Yang fana adalah manusia.
Yang perginya bukan sekedar sembunyi, kemana aku harus
mencari sosok yang tak akan pernah kembali. Haruskah kumenanti sebuah
kedatangan tanpa janji dan tak pasti. Atau paling tidak diam membiarkan semua berkas
terkoreksi. Menandai mana yang
paling ingin dinanti atau dibiarkan berlalu pergi.
Berkawan lagi
dengan rindu yang kian musim kian tak menentu arahnya tertuju. Mungkin jarak
tidak selalu menjadi hal negatif. Mungkin tiada jarak tak akan ada lagi rinduan. Tak akan
ada lagi insan yang akan merasakan beratnya untuk bertemu. Atau merasakan
gelisah bercampur gundah untuk beradu.
Haruskah aku pura
pura lena agar terlihat baik baik saja. Berkawan dengan masa yang mana
tiada dirinya di dalamnya.
Bisakah aku membeli waktu untuk ku bawa pulang dan ku untuk
ku rindukan ketika swastamita mulai tenggelam, ketika burung burung kembali ke
sarang, ketika gegana mulai tampak menghitam, ketika jumantara terasa lebih mencekam
dan hembusan napas tampak nyaring untuk di dengar. Dan saat itulah ku ingin tetap mengenang walau
menyala dalam kenangan.
Komentar
Posting Komentar